Popular Post

Laporan Pratikum Kimia - Reaksi Eksoterm dan Endoterm

By : Unknown
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
REAKSI ENDOTERM DAN EKSOTERM
NAMA : MEILKY ALFHARIKHA MUSLIMAD
KELAS : XI IPA 6
KELOMPOK : 2 (DUA)
DIBIMBING OLEH : DICKY JULIANZA PUTRA S.PD

SMA PLUS NEGERI 7 BENGKULU
TAHUN PELAJARAN 2017/2018


I. Judul
    "Reaksi Eksoterm dan Endoterm"

II. Tujuan
    "Membedakan Reaksi Eksoterm dan Endoterm"

III. Landasan Teori
    Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan kalor atau pelepasan kalor. Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.

      A)    REAKSI EKSOTERM
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya) ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Contoh reaksi eksoterm adalah kapur tohor (gamping), CaO(s) dimasukkan ke dalam air.
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
Selain itu, contoh reaksi eksoterm dikehidupan sehari-hari adalah membakar minyak tanah di kompor minyak dan nyala api unggun.
Pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp – Hr < 0 (negatif)
      B)    REAKSI ENDOTERM
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya) dan ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Contoh reaksi endoterm adalah pelarutan amonium khlorida, NH4Cl.
NH4Cl(s) + Air → NH4Cl(aq)
Selain itu, contoh lain dari reaksi endoterm yakni proses fotosintesis pada tumbuhan dan asimilasi.
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp - Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0 (Positif)
Berdasarkan penyerapan kalor (ΔH Positif) dan pelepasan kalor (ΔH Negatif). Reaksi kimia dibedakan menjadi:
  • Reaksi Endoterm, yaitu reaksi kimia yang melibatkan  penyerapan kalor. Nilai ΔH reaksi adalah positif (+)
  • Reaksi eksoterm, yaitu reaksi kimia yang melibatkan pelepasan kalor.  Nilai ΔH reaksi adalah Negatif (-)

Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya H akhir (H dari zat-zat produk reaksi) lebih besar dari pada entalpi H awal (H dari zat-zat pereaksi). Akibatnya, perubahan entalpi (ΔH) yaitu selisih antara entalpi (H) akhir dengan entalpi (H) awal. Sehingga nilainya bertanda positif. Hal ini ditandai dengan menurunnya suhu lingkungan dan bertambahnya suhu pada sistem.
Sebaliknya pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi akhir lebih kecil dari entalpi awal. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif. Pada reaksi eksoterm ini suhu sistem akan menurun dan suhu lingkungan bertambah
Dapat disimpulakn bahwa :
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan dengan sistem pelepasan kalor. Pada reaksi eksoterm, suhu campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat – zat kimia yang bersangkutan akan turun sehingga sistem melepaskan kalor ke lingkungannya.

Reaksi endoterm adalah reaksi kimia denggan sistem menyerap kalor dari lingkungannya. Pada reaksi ini, terjadi kenaikan energi potensial zat – zat yang berinteraksi atau terjadi penurunan energi kinetik hingga suhu sistem turun.


IV. Alat dan Bahan
  • Alat
  1. Tabung reaksi dan rak
  2. Gelas kimia
  3. Spatula
  4. Gelas ukur
  5. Pipet tetes
  6. Termometer
  • Bahan
  1. Pita Mg
  2. Larutan HCl 1M
  3. Ba(OH)2 • 8H2O
  4. NH4Cl
  5. Bubuk oralit
  6. Bubuk detergen
  7. Air
  8. Urea
V. Cara Kerja
-Bagian 1

  1. Masukkan 5ml larutan HCL 1 M ke dalam tabung reaksi dan tambakan pita Mg.
  2. Amati apa yang terjadi dan pegang tabung itu dan rasakan suhunya.
  3. Masukaan Ba(OH)• 8H2O sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi. Tambahkan NH4Cl sebantak 2 spatula. Aduk campuran itu, kemudian tutuplah tabung tersebut.
  4. Pegang tabung itu dan rasakan suhunya. Biarkan sebentar, buka tabung dan cium bau gas yang timbul.
-Bagian 2
  1. Masukkan 50ml air ke dalam gelas kimia, catat suhunya.
  2. Masukkan bubuk oralit. Aduk larutan kemudian amati suhu larutan setelah beberapa saat diaduk.
  3. Masukan 50ml air ke dalam gelas kimia. Masukkan bubuk detergen, aduk larutan kemudian amati suhu larutan setelah beberapa saat diaduk.
  4. Masukan 50ml air ke dalam gelas kimia. Masukan urea, aduk larutan kemudian amati suhu larutan setelah beberapa saat diaduk.
VI. Hasil Pengamatan
Bagian I                  
Perlakuan
Hasil
HCl + Mg
Suhunya panas dan berbau tetapi baunya tidak menyengat, berbuih, dan bergelembung.
Ba(OH)2 + NH4Cl
Suhunya dingin dan berbau menyengat seperti bau kaos kaki yang sudah lama tidak dicuci/bau pesing dari air kencing yang tidak di siram

Bagian II
Pemeriksaan Suhu
Suhu
Suhu Awal
27º
Suhu akhir Larutan Oralit
25º (Endoterm)
Suhu Akhir Detergen
30º (Eksoterm)
Suhu Akhir Larutan Urea
23º (Endoterm)

VII. Pembahasan
Pencampuran HCl dan pita Magnesium menghasilkan panas. Reaksi kimia yang menghasilkan panas adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm mempunyai nilai  ∆H = Bernilai Negatif (-)
Pencampuran Ba(OH)• 8H2O dan NH4Cl. Pembauan gas, menghasilkan suhu dingin dan bau gas. Reaksi ini termasuk reaksi endoterm. Reaksi endoterm mempunyai Hr > Hp sehingga ∆H berharga positif. Nilai ∆H = Bernilai Positif (+)
Suhu Air mula mula  lalu di masukkan oralit dan diaduk hingga merata setelah itu ukur lagi suhunya dan menjadi , bearti oralit mengalami endoterm yaitu reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor dari lingkungan nya. Pada reaksi ini, tejadi kenaikan energi potensial zat zat yang bereaksi atau terjadi penurunan energi kinetik sehingga suhu sitem turun.
Pada percobaan detergen suhu air mula-mula  kemudian dimasukkan detergen ke dalam air tersebut, setelah tercampur ukur lagi suhunya dan menjadi, dari percobaan ini kita dapat memastikan bahwa ini adalah reaksi eksoterm karena reaksi ekstorem adalah reaksi kimia dengan sistem melepaskan kalor. Pada reaksi eksoterm, suhu campurkan reaksi akan naik dan energi potensial dari zat zat kimia yang bersangkutan akan turun sehingga sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Dan pada percobaan urea setelah kristal kristal urea dimasukkan maka suhu air menjadi menurun, bearti larutan urea ini mengalami endoterm yaitu reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor dari lingkungannya. Pada reaksi ini, tejadi kenaikan energi potensial zat-zat yang bereaksi atau terjadi penurunan energi kinetik sehingga suhu sistem turun.
VIII. Pertanyaan
  1. Manakah yang termasuk reaksi endoterm? (Larutan oralit dan larutan urea)
  2. Manakah yang termasuk reaksi eksoterm? (Larutan detergen)
  3. Gambarlah diagram tingkat energi untuk reaksi di atas? (Gambar sendiri! Jangan mau yang instan terus :v)
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa reaksi eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu (keadaan tabung menjadi panas, dan reaksi endoterm ditandai dengan penurunan suhu (keadaan tabung menjadi dingin). Adapun zat yang mengalami reaksi eksoterm setelah dilarutkan dalam air antara lain larutan detergent. Sedangkan zat yang mengalami reaksi endoterm setelah dilarutkan dalam air yaitu urea dan oralit.
Larutan yang mengalami reaksi eksoterm adalah larutan detergen, karena pada larutan tersebut menggalami kenaikan suhu. Yang mulanya 27ºC menjadi 30ºC. Sedangkan, larutan yang mengalami reaksi endoterm adalah larutan oralit dan urea. Larutan tersebut pada mulanya suhu 27ºC menjadi 25ºC dan 23ºC. Pada reaksi eksoterm entalpi (ΔH) negatif (-) sedangkan pada reaksi endoterm entalpi (ΔH) positif (+).

DAFTAR PUSTAKA
Sandri,muchtaridi. 2009. kimia2.Bogor.
Shyraalthafunis . Laporan praktikum endoterm dan eksoterm . (online) . Tersedia .
warashintadylastri . teori endoterm dan eksoterm . (online) . Tersedia .

Makalah Tentang Minyak Bumi

By : Unknown
KIMIA
MINYAK BUMI


Hasil gambar untuk KIMIA 





DIBIMBING OLEH : DICKY JULIANZA PUTRA S.pd
DISUSUN OLEH     : MEILKY ALFHARIKHA M.
NISN                        : 0012696734
KELAS                   : XI MIPA 6


SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU
Tahun PELAJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR

          Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya Makalah ini bisa diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia.
          Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang “Minyak Bumi”. Saya menyadari Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya dengan senang hati menerima segala kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakanya.
          Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembaca, Google, keluarga, dan semua yang memberi kritik dan saran.

Bengkulu, Agustus 2017


Meilky Alfharikha Muslimad



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................
          BAB I PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang .............................................................................         
          1.2 Rumusan Masalah .......................................................................          
          1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................          
          BAB II ISI
          2.1 Pengertian Minyak Bumi .............................................................. 
          2.2 Pembentukan Minyak Bumi dan Cara Pengambilannya ..............    
          2.3 Komposisi Minyak Bumi      ..........................................................         
          2.4 Pengolahan Minyak Bumi dengan Menggunakan Diagram .........    
2.5 Penggunaan masing-masing Komponen Minyak Bumi ...............    
2.6 Manfaat Minyak Bumi ..........................................................         
2.7 Dampak Negatif Penggunaan Minyak Bumi       ............................ 
2.8 Energi Alternatif         ....................................................................         
2.9 Daerah Penambangan Minyak Bumi        ...................................... 
          BAB III PENUTUP
          3.1 Kesimpulan ..................................................................................         
          3.2 Saran ...........................................................................................         
          DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
          1.1         Latar Belakang
Minyak bumi (bahasa inggris: petroleum ,dari bahasa latin petrus-karang dan oleum-minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada dilapisan atas dari beberapa area kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkane. Tetapi, bervariasi dalam penampilan, komposisi dan kemurniannya. Pembentukan minyak bumi dapat secara organik dan anorganik, minyak bumi merupakan hasil akhir penguraian bahan-bahan organik yang berasal dari jaringan tumbuhan dan hewan yang terpendam oleh zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon.
Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatic. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hidrogen dan unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen(0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%). Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan kini sudah hamper habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat. Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping, seperti gas buangan dari mesin yang menggunakan bahan olahan minyak bumi tersebut. Dampaknya pun sangat berbahaya bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atsmosfer bumi. Atsmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian alami dan aktifitas manusia. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia. Minyak bumi dapat dijadikan sebagai bahan bakar gas, pelarut dalam industri, bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin, minyak pelumas serta bahan sebagai pembuatan sabun dan detergen. Selain itu, residunya juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar industri petro kimia yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa alkena, yaitu etena atau butadiene.
          1.2         Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
      a)    Bagaimana minyak bumi terbentuk?
      b)    Apa saja komposisi minyak bumi?
      c)    Bagaimana proses pengolahan minyak bumi?
      d)    Apa saja fraksi-fraksi minyak bumi?
      e)    Apa saja manfaat dan dampak negatif hasil olahan minyak bumi?
       f)     Apa bahan alternatif pengganti minyak bumi?

           1.3         Tujuan Penulisan
   Ø  Untuk memenuhi tugas pembuatan makalah kimia.
  Ø  Memperdalam pengetahuan tentang minyak bumi, pengolahannya dan manfaat serta dampak negatif dalam kehidupan manusia.
   Ø  Mengenal berbagai alternatif sumber energi yang lebih ramah lingkungan.


BAB II
ISI
           2.1         Pengertian Minyak Bumi

Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah alakana. Kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, baik tumbuhan maupun hewan. Sisa-sisa organisme itu mengendap didasar lautan, kemudian tertutup oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya menjadi miyak dan gas. Proses terbentuknya minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentu meresap dalam bentuk batuan yang berpori bagaikan air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal itu terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagaian besar lautan menjadi daratan.

          2.2         Pembentukan Minyak Bumi dan Cara Pengambilannya
Minyak bumi  dan gas bumi terdiri dari senyawa kompleks yang unsur utamanya adalah karbon (C) dan hidrogen (H). Secara umum senyawa ini dapat di tulis dengan rumus CH, sehingga sering disebut sebagai senyawa hidrokarbon.
  Minyak bumi berasal dari hewan dan tumbuhan dengan proses sebagai berikut. Pada zaman purba, di darat maupun dalam lautan hidup beraneka ragam hewan dan tumbuh-tumbuhan. Jasad hewan dan tumbuh-tumbuhan yang mati itu akhirnya tertimbun di bawah endapan lumpur. Endapan lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju menuju lautan bahan organik lainnya dari daratan.
 Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, tekanan, dan beban lapisan batuan di atasnya, jasad hewan dan tumbuh-tumbuhan yang mati tadi berubah menjadi bintik-bintik dan glembung minyak atau gas.
 Akibat pengaruh yang sama, endapan lumpur menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau source rock. Selanjutnya, minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat yang disebut perangkap (trap).
Setelah terbentuk, minyak bumi tersebut akan bergerak melalui celah-celah diantara lapisan batuan sehingga untuk memperolehnya harrus dilakukan pengeboran.
          2.3         Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
  v  Hidrokarbon Jenuh (alkana)
§  Dikenal dengan alkana atau parafin
§  Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
§  Senyawa penyusun diantaranya:
1.    Metana CH4
2.    Etana CH3 CH3
3.    Propana CH3 CH2 CH3
4.    Butana CH3 (CH2)2 CH3
5.    n-heptana CH3 (CH2)5 CH3
6.    Iso oktana CH3 – C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
  v  Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
§  Dikenal dengan alkena
§  Keberadaannya hanya sedikit
§  Senyawa penyusunnya:
1.    Etena, CH2 CH2
2.    Propena, CH2 CH CH3
3.    Butena, CH2 CH CH2 CH3
  v  Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
§  Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
§  Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
§  Senyawa penyusunnya :
1.    Siklopropana
2.    Siklobutana
3.    Siklopentana
4. Sikloheksana
  v  Hidrokarbon aromatik
§  Dikenal sebagai seri aromatik
§  Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
§  Senyawa penyusunannya:
1.    Naftalena                                                      3. Benzena
2.    Antrasena                                                     4. Toluena
  v  Senyawa Lain
§  Keberadaannya sangat sedikit sekali
§  Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)




          2.4         Pengolahan Minyak Bumi dengan Menggunakan Diagram
Minyak  dan gas bumi harus diolah lebih dahulu sebelum digunakan untuk berbagai keperluan. Pengelolaan tersebut melalui kilang, yaitu kilang minyak, kilang petro kimia dan kilang gas. Produk-produk yang di hasilkan kilang-kilang tadi tergantung dari jenis bahan baku dan jenis proses yang dipergunakan. Pengelolaan minyak dengan garis besar dapat dibagi dalam dua tahap. Pengelolahan tahap pertama merupakan pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya perbedaan titik didih (distilasi bertingkat) dan proses ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
      1.   Fraksi pertama yang dihasilkan adalah gas, merupakan faksi yang paling ringan. Gas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar kilang dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk diolah menjadi produk lain memiliki nilai tambah.
    2.  Fraksi kedua disebut nafta, yang dapat dijadikan premium (bensin) atau produk petrokimia lainnya.
    3.   Fraksi ketiga yang sering disebut fraksi tengah dapat digunakan sebagai bahan dasar kerosin untuk keperluan rumah tangga. Selain itu, fraksi tengah dapat dibuat avtur (aviation turbo fuel) yang digunakan sebagai bahan bakar pesawat jet.
    4.   Fraksi keempat sering disebut sebagai solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin disel.
   5.   Fraksi kelima adalah resedu yang dapat dijual langsung atau dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah.
Freksi kelima terdiri atas melekul-melekul hidrokarbon yang harus diperoleh menjadi melekul-melekul kecil dalam unit yang di namakan cracking unit. Cara lain adalah mengolahnya dalam menyuling hampa sehingga menghasilkan resendu yang lebih berat dan distilat (produk sulingan). Resendu yang lebih berat diolah menjadi aspal, sedangkan distilat bila diolah lebih lanjut dapat menghasilkan minyak pelumas dan licin. Jumlah dan jenis produk hasil pengelolahan tahap pertama sangat terbatas. Untuk mendapatkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan nonbahan bakar minyak (non-BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik diperlukan pengelolahan tahap kedua (lanjutan). Unit pengelolahan lanjut ini akan mengolah hasil-hasil unit pengelolahan tahap pertama sehingga dapat menghasilkan minyak dalam jumlah, jenis, serta mutu yang sesuai permintaan konsumen.
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasakan pada perbedaan titik didih komponen–komponen senyawa tersebut. Minyak mentah mengandung campuran mentah (CH4) yang memiliki titik didih paling rendah sehingga resedu yang memiliki titik didih paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada suhu 370o C, kemudian uap yang di hasilkan di alirkan dan diembunkan (dikondensasikan) pada suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan menggunakan beberapa tingkat suhu pendingin atau pengembunan disebut distilasi bertingkat.
2.5  Penggunaan masing-masing Komponen Minyak Bumi
      Kegunaan fraksi-fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifat kimianya.

     1.    Kegunaan Minyak Bumi
a.    Bahan Bakar Gas
Terdapat dua jenis gas alam dalam bentuk cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, yaitu:
1)    Liquifien Natural Gas (LNG)
LNG dikenal juga sebagai gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan 10 % etana.
2)    Liquified Petroleum Gas (LPG)
LPG sehari – hari dikenalkan sebagai gas elpiji yang memiliki komponen utama propena (C3H8) dan butana (C4H10).
     Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
      a)    Sifat elpiji.
·         Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.
·         Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
·         Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
·         Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
·         Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
      b)    Penggunaan elpiji.
            Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
      c)    Bahaya elpiji.
            Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
       Bahan bakar gas umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Penggunaan bahan bakar gas bagi kendaraan bermotor bertujuaan untuk menekan pencemaran udara, gas alam juga digunakan sebagai bahan bakupembuatan plastik dan pembuatan zat aditif bensin.
b.    Pelarut dalam industri. Contohnya, petroelum eter.
c.    Bahan bakar kendaran bermotor. Contohnya, bensin dan solar.
d.    Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin. Contohnya kerosin atau minyak tanah.
e.    Bahan bakar untuk mesin disel (pada kendaraan bermotor, seperti bus, truk, kereta api, dan traktor) dan bahan baku pembuatan bensin.
f.     Minyak pelumas. Digunakan untuk pelumasan atau lubrekasi mesin–mesin.
g.    Bahan pembuatan sabun dan detergen.
      2.    Kegunaan Residu
Residu minyak bumi, yang terdiri atas:
a.    Parafin: digunakan dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin.
b.    Aspal: digunakan sebagai pengeras jalan raya.
Reesendu minyak bumi juga digunakan sebagai bahan dasar industri petrokimia. Resendu minyak bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa alkana, yaitu etana atau butadiena.
( - CH2 – CH2 )        CH2 = CH2
Residu                           etana              
Senyawa alkana (etena) yang terbentuk dapat diolah lebih lanjut menjadi senyawa karbon lain, diantarany sebagai berikut.
a.    Senyawa polientena (plastik)
n(CH2 =  CH2)                 [-CH2 – CH2-n]
  etena                                plastik polientena
b.    Senyawa etanol
Etanol dibuat melalui reaksi hedraksi etana berikut.
CH2 = CH2 + H2O           CH3 – CH2 – OH

2.6         Manfaat Minyak Bumi
Kegunaan fraksi-fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifatkimianya.
     a.    Sandang
Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA (Purified Terephthalic Acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi senyawa aromat, yaitu para-xylene.
Bentuknya senyawa benzen (C6H6), tetapi ada dua gugus metil pada atom C1 dan C3 dari molekul benzen tersebut.Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA (lihat peta proses petrokimia diatas). Nah dari PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat poli ester inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang. Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya. Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol). Salah satu produsen PTA di Indonesia adalah di Pertamina Unit Pengolahan III dengan jenis produk dan peruntukannya disini. Sebetulnya ada polimer lain yang juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis yang lebih halus atau lembut lagi. Misal serat untuk bahan isi pembalut wanita. Polimer tersebut terbuat dari polietilen.
      b.    Papan
Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa plastik. Bahan dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian jadi macam-macam mulai dari atap rumah (genteng plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper mobil, meja, kursi, piring, dll.
      c.    Seni
Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada pada tinta / cat minyak dan pelarutnya. Mungkin banyak yang mengenal thinner yang biasa digunakan untuk mengencerkan cat. Sementar untuk urusan seni patung banyak patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll.. Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic White Spirit atau LAWS merupakan pelarut yang dihasilkan dari Kilang PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih antara 145ºC — 195ºC. Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran dari parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik. Untuk daftar pelarut lebih lengkap dan kegunaannya bisa dilihat disini.
      d.    Estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas lagi dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing (pencabutan bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik spesifikasinya ketat sekali.
     e.    Pangan
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Kalau atom karbon dinotasikan sebagai bola berwarna hitam, okeigen berwarna merah dan hidrogen berwarna putih maka bentuk molekul tiga dimensi dari glukosa akan seperti gambar disamping ini. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabangcabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Selsel tubuh tersebut menyerap glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi / pernafasan. Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan disimpan dibawah jaringan kulit dalam bentuk lemak. Reaksi pembakaran gula dalam tubuh :
C6H12O6 (gula) + 6O2 (udara yang dihirup) —> Energi + 6CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6H2O (keringat atau air seni).
2.7     Dampak Negatif Penggunaan Minyak Bumi
           1.    Pencemaran Udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.
No
Polutan
Dihasilkan dari
1.
Karbon dioksida (CO2)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan.
2.
Sulfur dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
3.
Karbonmonoksida (CO)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
4.
Kloro Fluoro Carbon (CFC)
Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.
Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada kesehatan manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara berskala makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan dalam skala global adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan.
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota besar sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang gas-gas pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon monoksida, oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam jaringan tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan mengandung karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang menderita sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme tubuh organisme. Oleh karena itu, ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu garasi dibuka agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan dan terhirup.

Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah yang dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi, yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel ini biasanya sulit dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah pencairan tembaga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara seringkali menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.

Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan tersebut dapat merusak tumbuhan.

Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan salju. Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida.
2SO2 + O2 2SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan. Selain itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah, sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air, serta kesehatan manusia.

Efek rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam, sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai 4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan kehidupan manusia.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99% radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk aerosol (gas penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan plastik atau karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga terjadi kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk lubang seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai ke bumi akan menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara lain gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacam-macam bentuk radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet dan gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi dapat juga berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral radioaktif dalam batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir dan penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang elektromagnetik dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel tubuh. Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya perubahan gen pada AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel tubuh) adalah seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal, cacat mental, dan gangguan fisik lainnya serta leukemia.
2.  Pencemaran Air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan anorganik yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti ikan terancam.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran air oleh pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan, danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau enceng gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organisme anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak merusak kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan tersebut.
2.8  Energi Alternatif
1.    Biodiesel dari minyak kelapa
Bahan bakar minyak bumi (fosil) diperkirakan sekitar 60 tahun lagi akan habis. apabila dieksploitasi secara besar-besaran. Untuk memperlambat dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi tersebut salah satunya adalah dengan bahan bakar biodiesel yang bahan bakunya sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu bahan baku yang bisa dijadikan biodiesel adalah minyak kelapa. dalam satu molekul minyak kelapa terdiri dari 1 unit gliserine dan sejumlah asam lemak.
Dan 3 (tiga) unit asam lemak dari rantai karbon panjang adalah triglyseride (lemak dan minyak). Komponen glycerinememiliki titik didih tinggi yang dapat melindungi minyak dari penguapan (volatilizing). Pada biodiesel, komponen asam lemak dari minyak dikonversikan ke elemen lain yang disebut ester. Glycerine dan asam lemak dipisahkan dengan proses esterifikasi. Minyak tumbuhan bereaksi dengan alkohal dan katalis, jika minyak tumbuhan adalah metanol dan kelapa, dan komponen reaktannya adalah alcohol maka akan dihasilkan coco metil ester. Coco metil ester adalah nama kimia dari coco biodiesel. Tingkat keberhasilan dalam proses pembutan biodiesel dipengaruhi oleh putaran pengadukan, temperatur pemanasan dan kadar katalis serta kandungan air ketika pembuatan sodium metoksid.
Setelah diadakan pengujian mesin diesel dengan bahan bakar minyak vegetatif dan minyak diesel didapatkan bahwa dengan minyak vegetatif mempunyai efisiensi dan daya mesin yang lebih besar dibanding dengan minyak diesel, karena suhu gas buang yang dihasilkan lebih rendah namun terjadi penurunan kualitas nilai kalor rata-rata 2%. Dengan nilai kalor yang rata-rata lebih rendah 2%, tetapi minyak vegetatif mempunyai angka cetana yang jauh lebih tinggi (Angka cetana rata-rata minyak diesel 45, biodiesel 62 untuk yang berbasis kelapa sawit, 51 untuk jarak pagar dan 62,7 untuk yang berbasis kelapa sayur) akan didapat keterlambatan penyalaan yang lebih pendek bila dibandingkan dengan minyak diesel. Adanya keterlambatan penyalaan yang lebih pendek (ignition delay) daya yang dihasilkan besar dan efektif, maka akan dihasilkan unjuk kerja yang optimum. Pengujian viscositas minyak vegetatif yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa viskositas minyak vegetatif lebih besar bila dibandingkan dengan minyak diesel. Viskositas minyak vegetatif berkisar antara (2.3 – 6) cst dan (2.6 – 4.8).
Keuntungan dari biodiesel dari minyak kelapa.
1.  Minyak biodiesel yang bersumber dari minyak kelapa dapat dibuat secara mudah dengan cara mereaksikan (mencampurkan) minyak kelapa dengan methanol dan katalis NaOH yang akan menghasilkan biodiesel dan gliserin.
2.  Bahan bakar biodiesel minyak kelapa mempunyai potensi besar untuk diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti minyak diesel/solar. Flash point dari biodiesel kelapa lebih rendah dari pada solar. Nilai kalor bahan bakar biodiesel minyak kelapa setara dengan solar.

2.    Gas alam
Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon (CnH2n+2) yang terdiri dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2, CO2, H2S dan gas mulia seperti He dan Ar, terdapat pula uap air dan pasir. Umumnya gas yang terbentuk sebagian besar dari metan CH4, dan dapat juga termasuk etan C2H6 dan propan C3H8. Gas alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi, biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut sebagai gas associated. Ada juga sumur yang khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut gas non-associated.
Meski secara jangka pendek, gas alam memang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi dalam jangka panjang, apa yang dialami oleh minyak bumi akan terjadi pada gas alam juga. Berdasarkan data dari Natural Gas Fundamentals, Institut Francais Du Petrole pada tahun 2002, cadangan terbukti (proved reserves) gas alam dunia ada sekitar 157703,109 m3. Jumlah cadangan ini, dengan tingkat konsumsi gas alam sekarang ini, hanya akan dapat bertahan selama beberapa puluh tahun saja.
3.    Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50%) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah/limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu: Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.

2.9  Daerah Penambangan Minyak Bumi
Sumber minyak bumi di Indonesia pertama kali ditemukan di langkat-sumatra Uatara pada tahun 1883. Daerah penambangan dan pengilangan minyak bumi di Idnonesia adalah sebagai berikut :

     a.    Sumatra bagian Utara
Lapangan gas alam Arun di Aceh. Lapanagan minyak bumi di lapangan Julu Rayeu, Serang Jaya, Pangkalan Susu, Pulu Panjang, dan Telaga Said DKG.
     b.    Sumatra bagian Tengah
Lapangan minyak Minas (sumur Minas merupakan lapangan minyak terbesar di Asia tenggara), lapangan minyak Andan, Bekasap, Duri, dan kota Batak.
     c.    Sumatra bagian Selatan
Lapangan minyak Bajubang dan Tampino, Jambi. Lapanagan minyak mangun Jaya, Babat Ukui, Suban Burung, Kluang dan Pendopo Talang Akar, Palembang.
      d.    Jawa Barat
Lapangan minyak Jatibarang, Randengan, dan Arimbi.
      e.    Jawa Timur
Lapangan minyak Cepu dan Kruka Surabaya.
      f.     Kalimantan Timur
Lapangan minyak Tanjung di Barito dan Lapangan minyak Tarakan di Tarakan.
      g.    Daerah Laut China Selatan
Lapangan minyak di Naruna.
      h.    Daerah Papua
Lapangan minyak Klamono dan Klamunuk, Salawati. Lapangan minyak Mogoi dan Waisan, Bintuni.



BAB III PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Minyak Bumi adalah salah satu Sumber Daya Alam dengan berbagai manfaat. Terbentuk dari berbagai fosil yang diuraikan oleh bumi. Tersusun dari Alkana, Alkena, Hidrokarbon Aromatik, Sikloalkana, dan beberapa senyawa lain.  Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting bagi kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku industri petrokimia. Dan diolah dengan proses Destilasi Bertingkat untuk menghasilkan berbagai produk. Namun, karena jumlahnya terbatas sehingga kita perlu menghematnya. Ditambah dengan polusi hasil pembakaran olahannya yang tidak begitu ramah lingkungan. Adapun beberapa Sumber Daya Alam Alternatif yang bila diolah dengan baik, akan tidak kalah dengan Minyak Bumi.
3.2       Saran
            Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui. Kini keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat. Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping. Seperti gas buangan dari mesin yang mengunakan bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut merupakan indikasi pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang mengalami global warming. Jadi, gunakanlah minyak bumi se-efisien mungkin, kurangi pemakaian alat transportasi bermotor. Karena pemakaian minyak bumi yang berlebihan juga dapat menyebabkan pembakaran yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan polusi. Karena selain dapat mengurangi polusi penghematan juga dapat menyimpan minyak bumi untuk kehidupan di masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Harun. 1955. Minyak Bum; dan Hasil Minyak Bumi, Penggalian, Pengerjaan dan Pemakaiannya. Penerbit Buku Teknik: Jakarta.






















Ingin memberi saran atau kritikan? Silahkan hubungi Facebook (M-ALF) / Facebook (ALFBatch)
Tag : , , , ,

- Copyright © M-Alf - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -